Kerlip sinar lembutnya terpancar diantara ribuan berlian di langit.
Tak secemerlang pancaran matamu malam itu.
Benar, hanya setitik cahaya yang mengisi kekosongan diantar kita.
Kau terdiam, akupun membisu., sibuk dengan pikiran masing-masing.
Entah apa yang kau pikirkan..
Aku berusaha memikirkan apa yang ada dalam anganmu.
Tapi tak kutemui sesuatu apapun.
Aku berpaling dan kudapati benda kecil itu tersenyum ke arahku.
Kulentikkan jari kelingkingku disampingnya.
Dan tetap, jariku lebih besar, lebih kuat darinya.
Aku berbalik senyum ke arahnya.
Senyum terpahit yang aku punya.
Seketika ada sebuah jari kelingking lain terkait di jariku.
Tak ada yang lain, hanya jarimu.
Hatiku bergetar dan kulihat ke arahnya.
Dia masih tetap tersenyum ke arahku.
Dia masih menyinariku.
Dia..
Bintang Tanpa Nama
No comments:
Post a Comment